Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Bermalam Pada Alunan Ketenangan

Bermalam Pada Alunan Ketenangan  Penulis: Ibrahim H. Dukalang Riak malam yang indah membuat kita seringai Menatap Buih yang datang menyapa berirama Membawa alunan ketenangan dan kedamaian pada cakrawala malam dibawah ranting kusam Semburat bintang melukis langit dalam bias Sementara angin berbisik lirih pada daun-daun lelah, Seakan menceritakan dongeng lama tentang hati yang terkatup sunyi. Namun pada gemerisik itu, ada janji yang tak mati, Kita duduk bersandar, menyatu dengan alam, Menghitung desah waktu yang lewat, menunda petang Pada kegelapan. Ada gemericik Sebuah harapan diam-diam mengendap, menanti untuk dikenang pada alam Perasaan imajinasi bermain pada rangkain diksi  Menerka hati yang menari-nari menunggu pagi - Kurnai, 22 September 2024 Ibrahim H. Dukalang,lahir di Gorontalo, 21 Mei 2001. Sejak tahun 2020 menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Hobi Menulis puisi dan membaca puisi. Kenal lebih d...

Ruang Penat

  Ruang Penat Penulis: Ibrahim H. Dukalang Ruang berdiameter cinta x setia itu  Membahas semua cerita kita yang pernah terjadi Menghapal seluruh rangkulan pelukan malam Angin hangat meluap mendarat pada kening Ruang yang menciptakan Mimpi, emosi, dan harmoni,  Ruang itu sudah seput melihat tingkah rayu kita, Pertengkaran kita, candaan kita, tangisan kita Ruang yang menjadikan penat menja di sehat  Suara halus membisikkan aksara asmara hasrat Gebar yang bernafas terasa semakin hangat  Waktu terus berjalan dan ruang Masi utuh belum runtuh Ruang itu menjadi saksi Kita berjanji sehidup semati tanpa ada kata pergi, Besok kita cerita tentang ruang itu pada langit Berterima kasih kepadanya sudah menjadi saksi cinta yang abadi. Ibrahim H. Dukalang,lahir di Gorontalo, 21 Mei 2001. Sejak tahun 2020 menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Hobi Menulis puisi dan membaca puisi. Kenal lebih dekat melalui...

Kamu, Aku, dan dia

  K amu,Aku dan Dia Penulis: Ibrahim H. Dukalang Kemarin Kita Bersama Merangkai Kata Setia Di Iringi Kicauan Camar Melewati Senja Namun Makna Kata Seketika Berubah Menghancur leburkan Kita Berdua Dengan Adanya Dia Yang Ketiga. Ibrahim H. Dukalang,lahir di Gorontalo, 21 Mei 2001. Sejak tahun 2020 menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Hobi Menulis puisi dan membaca puisi. Kenal lebih dekat melalui Instagram @1brahimdukalang

Perihal Kamu si Puisi

 "Perihal kamu si puisi" Penulis: Ibrahim H. Dukalang Tertawa penyair pada seorang diksi Menyindir pengemis untuk menjadi puisi Bertanya penyair pada seorang bait Apakah engkau mengerti arti sulit Mereka menilai tapi Enggan memuji Existensi seperti seorang selebriti Gaya seperti seorang politisi Tapi seorang puisi hanya seorang pengemudi. Ibrahim H. Dukalang,lahir di Gorontalo, 21 Mei 2001. Sejak tahun 2020 menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Hobi Menulis puisi dan membaca puisi. Kenal lebih dekat melalui Instagram @1brahimdukalang

Cinta Yang Dilumpuhkan

Cinta Yang Dilumpuhkan Penulis : Ibrahim H. Dukalang Seringai kini pudar dalam bentala kesedihan Isak tangisan kekesalan pada kalbu penyesalan merintih kesakitan Kau buat ku rapuh hinggah lumpuh, kau hadir membawa hati busuk Datang dengan senyuman setia, pergi meninggalkan serbuk hiruk Kesetiaan yang ku berikan kau balas dengan perselingkuhan Aku hanya bisa terbaring lumpuh karena perbuatan mu Kau bergaya dengan gagah bagaikan tuan tapi lupa akan puan Potret buram ku sobek dengan nada keras memaki mu bajingan asu Dimana lagi cinta yang murni?, Aku sudah tidak percayalah lagi Kaki sudah tidak boleh berdiri, hati sudah dibuat mati, air mata sudah tidak ada lagi. Kini hanya tersisa serpian kenangan yang tergenang dalam bayangan.Aku sudah tenang pada alam, terima kasih sakitku pudar terkubur bersama jasadku. Ibrahim H. Dukalang,lahir di Gontalo, 21 Mei 2001. Sejak tahun 2020 menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Hob...

Cerpen ( Sukma Kedimensi lain )

 Cerpen ( Cerita pendek) " SUKMA MASUK KE DIMENSI LAIN" Penulis :Ibrahim H. Dukalang Siang hari dikala itu saya tertidur dengan nyenyak ditambah angin yang sepoy-sepoy menambah tidur saya semakin nyenyak, disaat saya tidur saya bermimpi melihat suatu pusaka peninggalan Kerajaan Dukalangi. Pusaka itu bentuknya seperti golok yang dibungkus dengan kain kafan yang sepertinya sudah lama sekali. Keinginan saya untuk mengambilnya sangat kuat sekali, karena aura atau energi yang ada di sekitar pusaka itu seperti menarik saya untuk mengambilnya. Tak pikir lama saya langsung mendekat dengan pusaka tersebut. Tiba-tiba saya dikagetkan dengan munculnya sesosok ghaib yang menyerupai Pasukan Kerajaan Gorontalo. sosok tersebut memakai pakaian serba hitam dan memegang tombak. ghaib itu berkata :  Ghaib : Kau adalah orang yang dipilih oleh raja saya. silahkan ambil pusaka ini Saya : Mengapa saya yang dipilih oleh raja Anda Ghaib : Anda salah satu keturunan dari Raja kami Saya : Siapa nama ...

Cerpen " Tobat Sang Pemabuk"

 CERPEN ( cerita pendek) " TOBATNYA SANG PEMABUK" Penulis: Ibrahim H. Dukalang “ Maka jangan sekali-kali membiarkan kehidupan dunia ini memperdayakan kamu.” – (Q.S Fatir: 5) kata ustad Ibrahim dalam ceramahnya semalam di sebuah majelis . beliau berdakwa bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, di setiap ceramah seakan Yongki teringat dalam dirinya masih banyak kekurangan yang di sembuyikan oleh ALLAH SWT,  Berjelang dua hari Yongki pun melupakan isi ceramah ustad Ibrahim, Yongki masi terlena dengan duniawi yang mebuat mata hatinya buta untuk beribadah kepada ALLAH SWT . Yongki Mempunyai teman yang bernama Epan yang selalu membuat Yongki terjerumus dalam kesesatan , di siang hari Epan menemui  Yongki untuk menemaninya minum-minuman keras. Epan : bro lu ada kesibukan siang ini tidak? Yongki : emang kenapa lu nanya gitu ? mau putar gelas lagi ! ( seru yongki sambil menghisap sebatang rokok) Epan : yaps.. tepat sekali !, mau di tempat karaoke atau di rumahku ...