Cerpen ( Cerita pendek)
"SUKMA MASUK KE DIMENSI LAIN"
Siang hari dikala itu saya tertidur dengan nyenyak ditambah angin yang sepoy-sepoy menambah tidur saya semakin nyenyak, disaat saya tidur saya bermimpi melihat suatu pusaka peninggalan Kerajaan Dukalangi. Pusaka itu bentuknya seperti golok yang dibungkus dengan kain kafan yang sepertinya sudah lama sekali. Keinginan saya untuk mengambilnya sangat kuat sekali, karena aura atau energi yang ada di sekitar pusaka itu seperti menarik saya untuk mengambilnya.
Tak pikir lama saya langsung mendekat dengan pusaka tersebut. Tiba-tiba saya dikagetkan dengan munculnya sesosok ghaib yang menyerupai Pasukan Kerajaan Gorontalo. sosok tersebut memakai pakaian serba hitam dan memegang tombak. ghaib itu berkata :
Ghaib : Kau adalah orang yang dipilih oleh raja saya. silahkan ambil pusaka ini
Saya : Mengapa saya yang dipilih oleh raja Anda
Ghaib : Anda salah satu keturunan dari Raja kami
Saya : Siapa nama raja Anda ?
Ghaib : Te olonggia dukalangi (Mendekat sambil menyerahkan pusaka tersebut)
Saya dikagetkan dengan mimpi saya tadi yang seperti kenyataan. Saya bangun dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka, di dalam kamar mandi saya merasa seperti bukan hanya saya sendiri yang ada di dalam, bulu nyawa berdiri seperti ada energi yang sangat dekat, saya buru-buru mencuci muka dan keluar dari dalam kamar mandi. saat kejadian mimpi tersebut saya merasa diri saya semakin aneh, saya sering merasakan seperti ada yang mengikuti saya terus menerus dan mendengar suara bisikan “Ponao mota to kuburu li ju’panggola yi’o” bisikan itu yang setiap hari saya dengar. saya semakin frustasi dan stress dengan apa yang saya alami saat ini, saya memberitahukan kejadian ini kepada Ibu dan Ayah, namun, respon mereka hanya biasa saja. Saya memberanikan diri untuk datang ke teman saya yang sedikit tahu tentang hal-hal yang ghaib, kemudian dia memberikan informasi yang saya belum pernah mengalaminya. Saya bertekad untuk datang sendiri ke makam Aulia Ju’panggola. Saya sudah mendapatkan informasi dari warga sekitar, bahwa Aulia Ju’panggola adalah salah satu pendakwa atau penyebar ajaran islam yang ada di Gorontalo, Beliau juga terkenal memiliki ilmu langga dan bisa berpindah tempat dari tempat satu ke tempat yang lain hanya dengan kedipan mata. Tak pikir panjang lagi saya langsung masuk ke dalam ruangan yang dimana ruangan itu ada makan Aulia Ju’panggola. Tiba-tiba suara bisikan itu terdengar kembali, suara itu menyuruh saya untuk duduk bersilah disamping makam Aulia Ju’panggola dan saya memejamkan mata sambil membaca mantra “Putu pilomutu pilotutu hu’oyi pindu ulumani lillah” mantra ini dibacakan 100 kali. Saya mengikuti perintah suara itu. Tiba-tiba muncul sosok kakek-kakek yang berjubah putih dan bersorban hijau, saya hampir lari ketika melihat kakek itu, kemudian kakek itu berkata bahwasannya saya adalah keturunan Raja Dukalangi dan memberi suatu pusaka batu merah delima dan tiba-tiba kakek itu menghilang di depan saya. Saya kembali ke rumah sambil membawa batu merah delima ini, saat dalam perjalan pulang saya melihat banyak sosok yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Dan saat itu saya menyadari bahwa saya bisa melihat makhluk ghaib atau memiliki mata batin. Perasaan saya bimbang antara senang atau tidak, karena yang saya lihat banyak sekali ghaib yang menyeramkan hampir membuat saya mati berdiri. Semakin berjalannya waktu saya pun sudah terbiasa dengan semua hal yang saya rasakan. sampai pada saat saya masuk ke dalam ruangan yang gelap, saya ditarik dan suasana ruangan yang tadinya gelap berubah menjadi suatu permukiman kerajaan. saya bergumam dalam hati “mengapa saya disini, dan tempat apa ini ?” padahal saya diruangan yang tidak jauh dari belakang rumah saya. Tiba-tiba puluhan prajurit datang menyambut saya dengan ramah diantar menuju singgasana Raja tetapi raja tersebut tidak duduk di singgasananya melainkan berdiri dan menuju kepada saya dan memasangkan mahkota di kepala saya kemudian saya disuruh duduk di singgasana sang Raja. Raja berkata “Japohe yi’o wa’u utiye ti bapumu raja dukalangi”
Saya berkeringat deras dengan apa yang saya lihat sekarang sambil saya berkira bahwa saya sedang bermimpi dan sambil mencubit pipi saya ternyata sakit yang artinya saya sedang tidak bermimpi melainkan saya masuk ke dunia lain. Saya tersadar bahwa saya sedang berada di kerumunan banyak orang, ternyata saya sudah koma selama lima hari setelah saya telusuri bahwa sukma saya lah yang di bawa oleh khodam saya yang melainkan seorang Aulia ke dimensi lain yang disebut dunia ghaib.
Ibrahim H. Dukalang,lahir di Gontalo, 21 Mei 2001. Sejak tahun 2020 menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Hobi Menulis puisi dan membaca puisi. Kenal lebih dekat melalui Instagram @1brahimdukalang
Komentar
Posting Komentar