Bagaimana kabar pundi-pundi hari ini?
Masihkah ia gemuk di ruang ber-AC,
Sementara di luar, nasi bungkus jadi barang mewah?
Ibu pintar
Menjadikan angka seperti puisi,
Tapi sayang, sajak itu tak bisa dimakan
Oleh mereka yang mengantri beras bantuan.
Kami dengar Ibu bicara tentang “stabilitas”,
Kata yang terdengar wangi di podium,
Namun di lapak pasar,
Harganya seperti layang-layang lepas kendali.
Ah, Ibu…
Kami tahu, kursi Ibu empuk,
Tapi coba duduk sebentar di bangku kayu warung kopi
Dan dengar sendiri,
Bagaimana rakyat menghitung sisa hidupnya
Ibrahim H. Dukalang,lahir di Gorontalo, 20 Mei 2001. Sejak tahun 2020 menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Hobi Menulis puisi dan membaca puisi. Kenal lebih dekat melalui Instagram @1brahimdukalang
Komentar
Posting Komentar